Monday 28 March 2016

ANALISIS KAIDAH KEBAHASAAN DALAM ARTIKEL BLOG, MAJALAH DAN KORAN ONLINE

A.    Ragam Bahasa
Kemunculan ragam bahasa disebabkan oleh berbagai faktor seperti, faktor pemakaian bahasa, usia, pendidikan, agama, profesi dan latar belakang. Faktor pendidikan dalam ragam bahasa dapat menunjukkan perbedaan yang jelas antara kaum yang berpendidikan formal dan yang tidak. Bahasa kaum yang berpendidikan formal-yang lazimnya ditautkan dengan bahasa persekolahan-pada umumnya memperlihatkan pemakaian bahasa yang apik, atau biasa disebut sebagai bahasa baku. Ragam bahasa baku, biasa digunakan dalam situasi- situasi resmi, sedangkan dalam situasi yang tidak resmi, orang- orang cenderung menggunakan ragam bahasa tidak baku. Selain ragam bahasa baku dan tidak baku, terdapat ragam bahasa langgam atau gaya. Langgam atau gaya merupakan ragam bahasa menurut sikap penutur. Dalam hal ragam bahasa menurut sikap penutur, pemilihan bentuk- bentuk bahasa tertentu dapat menggambarkan sikap penutur seperti, kaku, resmi, adab, dingin, hambar, hangat, akrab, atau santai. Selanjutnya, ragam bahasa menurut sarananya terbagi menjadi ragam bahasa lisan dan tulisan. Penggunaan sarana tulisan, menuntut penutur atau penulis agar menggunakan bahasa yang lebih terang dan jelas. Karena bahasa dalam tulisan tidak disertai dengan gerak isyarat, dan pandangan. Adapun analisis terhadap ragam bahasa baku, tidak baku, sikap penutur atau penulis dan ragam bahasa tulisan dalam artikel blog, majalah, dan koran online adalah sebagai berikut:


1.      Artikel Blog
Setelah menganalisis artikel dalam blog yang berjudul Mengenal Teknologi Augmented Reality, ditulis oleh Mas Hermanu pada tanggal 13 Juni tahun 2010. Artikel tersebut menggunakan ragam bahasa tidak baku, karena terdapat banyak kalimat yang menggunakan kata tidak baku, seperti :
Ragam bahasa tidak baku
Ragam bahasa baku
“Pembaca Kompas cetak yang menemukan berita atau iklan yang dilengkapi fitur AR (dapat dikenali dari adanya ikon Kompas AR) tinggal mengarahkan konten tersebut menghadap webcam yang terpasang pada PC atau laptopnya.” (paragraf 1)

“Inovasi teknologi yang cukup menarik, bukan? Kompas adalah media pertama dan satu- satunya di Asia- setidaknya hingga posting ini dipublish- yang menerapkan AR.” (Paragraf 2)

“Mashable melalui artikelnya yang dipublish pada 5 Desember 2009 memuat list 10 iPhone apps berbasis AR, dari yang fungsional buat keperluan bisnis atau pendidikan hingga yang sekadar buat fun.” (Paragraf 10)

App lain bernama WorkSnug bikinan Plantronic ditujukan buat pekerja digital yang tidak punya kantor tetap…” (paragraf 11)
Pembaca Kompas cetak yang menemukan berita atau iklan, yang dilengkapi fitur AR (dapat dikenali dari adanya ikon Kompas AR) hanya mengarahkan konten tersebut menghadap webcam yang terpasang pada PC atau laptopnya.

Bukankah hal tersebut merupakan inovasi teknologi yang menarik? Kompas adalah media pertama dan satu- satunya di Asia- hingga tulisan ini dipublikasikan- yang menerapkan AR.

Mashable melalui artikelnya yang dipublikasikan pada 5 Desember 2009, memuat daftar 10 iPhone apps berbasis AR, dari yang fungsional untuk keperluan bisnis atau pendidikan, hingga untuk kesenangan.

App lain bernama WorkSnug buatan Plantronic yang ditujukan untuk pekerja digital yang tidak mempunyai kantor tetap...

Berdasarkan bukti teks tersebut, dapat disimpulkan bahwa penulis menggunakan ragam bahasa tidak baku. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa penulis artikel tersebut menggunakan sikap yang santai dalam menulis. Akibat menggunakan sikap yang santai dalam menulis, penulis artikel tidak memperhatikan kaidah bahasa tulisan seperti pemakaian tanda baca dan huruf miring. Hal tersebut bahasa dalam artikel menjadi ragam bahasa lisan.

2.      Majalah Online
Artikel dalam majalah Tempo online yang ditulis oleh Erwin Z. berjudul LG Bikin Penyedot Debu Pintar, Teknologi Augmented Reality. Dapat diketahui dalam artikel ini penulis menggunakan ragam bahasa tidak baku, santai dan akrab, sebagai berikut:
Ragam bahasa tidak baku
Ragam bahasa baku
“Perusahaan teknologi asal Korea Selatan, LG, bakal membawa perangkat penyedot debu (vacuum cleaner) pertama yang dilengkapi dengan teknologi …” (paragraf 1)

Perusahaan teknologi asal Korea Selatan, LG, akan membawa perangkat penyedot debu (vacuum cleaner) pertama yang dilengkapi dengan teknologi..



Berdasarkan bukti tersebut dapat diketahui bahwa penulis menggunakan bahasa yang tidak baku, selain itu penulis juga menggunakan campuran antara bahasa asing dengan bahasa Indonesia, sehingga kalimatnya menjadi kurang efektif dan tidak baku. Tetapi, penulis sudah memperhatikan beberapa kaidah penulisan dalam bahasa, seperti penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda baca dan penggunaan huruf miring.

3.      Koran Online
Artikel yang terdapat dalam Koran online yang berjudul Wajah Teknologi pada 2016 yang ditulis oleh Setyanavidita Livikacansera, pun masih ditemukan beberapa hal yang membuat kalimat dalam artikel tersebut menjadi tidak baku. Namun berbeda dengan artikel pada blog dan majalan online, pada artikel ini sangat sedikit ditemukan kata yang tidak baku sperti kata bisa. Berdasarkan analisis penggunaan kosa kata, dapat diketahui bahwa artikel tersebut menggunakan ragam bahasa resmi. Selanjutnya penggunaan ragam bahasa tulisannya pun hampir baik, jika saja lebih memperhatikan penggunaan huruf miring pada bahasa asing atau bukan bahasa Indonesia.

A.    Diksi
Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui setiap penulis atau penutur, agar kata- kata yang digunakan tidak mengganggu suasana, dan tidak menimbulkan ketegangan antara penulis atau penutur dengan pembaca atau pendengar. Adapun syarat- syarat kesesuaian pemilihan kata adalah, sebagai berikut:
1.      Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandard dalam suatu situasi yang formal.
2.      Gunakanlah kata- kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Sedangkan, dalam situasi yang umum, hendaknya penulis atau penutur menggunakan kata- kata populer.
3.      Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
4.      Penulis atau penutur sejauh mungkin menghindari pemakaian kata- kata slang.
5.      Dalam penulisan jangan menggunakan kata percakapan.
6.      Hindarilah ungkapan- ungkapan using (idiom yang mati)
7.      Jauhkan kata- kata atau bahasa yang artifisial.
Berdasarkan syarat- syarat tersebut, artikel pada blog, majalah dan Koran online yang telah dianalisis masih terdapat beberapa hal yang tidak memenuhi syarat- syarat tersebut. Seperti terlalu banyak penggunaan kata- kata populer, slang, dan penggunaan kata percakapan. Sehingga kalimatnya menjadi tidak baku.

B.     Jenis Kata
Artikel
Nomina
Verba
Adjektiva
Kata tugas
Blog
Berita, Iklan, Teknologi, Kompas, Pengalaman, Pembaca, dsb.
Membaca, Menjelajahi, Menyuguhkan, Menampilkan, Belajar.
Menarik, Keren, Masif (Kuat).
Dengan, Yang, Atau, Dari, di.
Majalah Online
Perusahaan, Teknologi, Kecerdasan, Pengguna, Lantai,
Bergerak, Mengambil, Membuka, Menyusuri.
Cerdas
Yang, Dengan, Dari, Ke.
Koran Online
Permainan, Iklan, Video, Meja, dsb.
Mengeluarkan, Memegang, Menggesek.
-
Dengan, Yang.

C.    Koherensi Masing- Masing Paragraf
Terdapat berbagai jenis koherensi, namun penulis dalam menganalisa artikel yang terdapat pada blog, majalah, dan Koran online hanya memfokuskan pada hubungan amplikatif dan hubungan kausalitas, karena kedua hubungan tersebut sudah mampu menjelaskan koherensi antar paragraph dengan jelas. Hubungan amplikatif adalah hubungan yang salah satu bagian kalimatnya memperkuat atau memperjelas bagian kalimat lainnya. Sedangkan hubungan kausalitas adalah hubungan sebab-akibat. Adapun hasil analisanya adalah, sebagai berikut:
1.      Artikel Blog
Paragraf (P) satu dan dua menunjukkan hubungan amplikatif. (P) dua dan tiga menunjukkan hubungan amplikatif. (P) tiga dan empat menunjukkan hubungan amplikatif. (P) dua dan empat menunjukkan hubungan kausalitas. (P) 4 dan 5 menunjukkan hubungan amplikatif. (P) 3 dan 6 menunjukkan hubungan amplikatif. (P) 2 dan 8 menunjukkan hubungan kausalitas. (P) 8 dan 9 menunjukkan hubungan kausalitas. (P) 9 dan 10 menunjukkan hubungan amplikatif. (P) 11 dan 12 menunjukkan hubungan amplikatif.

2.      Artikel Majalah Online
(P) 1 dan 2 menunjukkan hubungan amplikatif. (P) 2 dan 3 menunjukkan hubungan kausalitas. (P) 3 dan 4 menunjukkan hubungan amplikatif. (P) 4 dan 5 menunjukkan hubungan kausalitas. (P) 4 dan 5 menunjukkan hubungan kausalitas. (P)5 dan 6 menunjukkan hubungan amplikatif. (P) 6 dan 7 menunjukkan hubungan kausalitas.

3.      Artikel Koran Online
(P) 1 dan 2 menunjukkan hubungan amplikatif. (P) 2 dan 3 menunjukkan hubungan amplikatif. (P) 4 dan 5 menunjukkan hubungan amplikatif. (P) 4 dan 7 menunjukkan hubungan amplikatif. (P) 7 dan 8 menunjukkan hubungan kausalitas.






DAFTAR PUSTAKA

Hermanu, Mas. Mengenal Teknologi Augmented Reality. http://Teknosiana.blogspot.co.id. diposkan pada tanggal 13 juni tahun 2010. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016 pukul 12.37 Wib.

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2010

Kridalaksana, Harimurti. Dalam makalah Rahel Hilalahi yang berjudul Analisis Kohesi dan Koherensi Koran Kompas. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016 pukul 12.47 Wib.

Livikacansera, Setyanavidita. Wajah Teknologi pada 2016. http://www.republika.co.id. Diposkan pada tanggal 05 Januari 2016. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016 pukul 13.12 Wib.

Moeliono, Anton M. dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,2003

Z, Erwin. LG Bikin Penyedot Debu Pintar, Teknologi Augmented Reality. http://tekno.tempo.com. Diposkan pada tanggal 22 Desember 2015. Diakses pada tanggal 21 maret 2016 pukul 12.52 Wib.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

ARTIKEL

Powered by Blogger.

Recent Comments

Search This Blog

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *